CERPEN Percintaan

Ternyata Dia Bidadariku
Apakah pernah terbelit seorang bidadari itu benar-benar ada ? atau bidadari itu menyamar menjadi seorang yang terbilang tidak ada mirip-miripnya sama bidadari-bidadari yang banyak diceriatakan khalayak umum ?
Cowo dari SMAN 3 Jakarta yang duduk dikelas 1, namanya Dani Davano. Dani adalah cowo yang sangat manis dan pandai dalam bidang musik, tapi dia sedikit malas dengan pekerjaan yang menguras banyak pikiran dan tenaga. Dia nggak mungkin bisa melakukan sendiri dengan sempurna pekerjaan-pekerjaan itu. Kesehariannya selalu ada yang namanya Pika cewe berkacamata teman dekat Dani, tapi bukan pacaranya ya. Pika selalu ada dan sangat peduli dengan Dani. Namun, Dani itu seorang yang keras kepala dan egois terhadap Pika, selalu saja Pika yang menjadi sasaran empuknya bila dia sedang ada masalah atau lagi nggak badmood. Kepedulian Pika lah yang selalu menyabarkan hati Pika dari kelakuan si Dani itu. Saking pedulinya Pika terhadap Dani, Pika nggak jarang ngomel ke Dani soal Dani yang telat makan. Itu juga yang buat Dani suka marah sama Pika.
Di hari yang panas pulang sekolah, Dani menunggu Pika di depan gerbang sekolah tetapi sudah lumayan lama Pika nggak dateng juga. “sudah pulang kali ya anak itu, udah lemot tukang ngilang duluan lagi”, omel Dani sendiri. Dia pun memutuskan untuk pulang sediri tanpa Pika. Kali ini dia berjalan kaki, karena memang rumahnya tidak begitu jauh dari sekolah dan sepeda kesayangannya lagi bocor ban. Dengan santainya dia berjalan di pinggir jalan yang sepi saat itu. Diapun iseng mencoba berjalan hampir ketengah jalan sambil mendengarkan lagu di i-podnya. Tanpa dia tahu dan mendengar seruan klakson, dari arah belakang motor melaju dengan cepat. Dani tetap berjalan santai di jalan. Tiba-tiba ada seseorang yang mendorong Dani dari samping menuju pinggir jalan. Dani terkejut bukan main, dia sedikit marah karena jatuh. Dilihatnya seorang cewe berbaju mirip jubah memakai tutup kepala mirip kerudung yang hanya terlihat matanya saja karena tertutup cadar berwarna merah jambu. ADani terpesona melihatnya matanya yang cantik, seketika marahnya menjadi reda. Cewe itu tidak berkata sepatah pun, dia hanya membantuDani bangun dan meninggalakannya. Hanya sempat mengucap kata terima kasih saja tanpa Dani menanyakan siapa namanya. Sembari meneruskan perjalanan pulangnya, Dani terus memikirkan cewe itu. “siapa ya cewe itu, sayang aku hanya melihat mata cantiknya. Pasti rupanya juga secantik matanya. Apa jangan-jangan dia bidadari suruhan tuhan buat menolong aku tadi ya ?”, gumam Dani dalam hati, dan memerahlah pipinya.
Esok harinya, sewaktu istirahat Dani mencari Pika dan mengajakanya di tengah taman sekolah. Bukan mau ada acara ngasih surpise atau apa buat Pika, tapi biasalah Dani nyuruh Pika ngerjain pr nya. Memang begitulah keseharian Dani kalau ada pr. Pika sih nselalu nurut-nurut aja perintah si Dani tanpa ngeluh. Dani nggak pernah menyadari kalau Pika itu sayang dan mencintai Dani. “pik, kemarin tuh aku ditolongin cewe bermata cantik dari maut. Kayak di dongeng-dongeng bidadari turun dari kayangan buat nolongin aku”. Dani bercerita seru kepada Pika, namun Pika hanya mengangguk saja. Pika serius dengan pr Dani. Dani pun sedikit bete dan marah kepada Pika “nggak seneng apa liat temen sendiri seneng kayak gini !”. Dani pun meninggalkan Pika sendiri. “anak itu selalu, dikit-dikit ngambek, udah tau aku lagi ngerjain prnya. Pake acara ninggalin aku disini”, ucap Pika.
Bel pulang nyaring terdengar, semua siswa berhamburan keluar kelas. Pika menuju ke kelas Dani. Dilihatnya Dani masih duduk ditempat duduknya. “hey, kelihatannya masih ngambek soal tadi. Ini pr kamu udah aku kerjain semua”, kata Pika sambil menyerahkan buku Dani. “makasih”, ucap Dani ketus. Dani masih bete sama Pika, tapi Pika tau dia tidak akan lama seperti itu. Pika menjelaskan sikap dia tadi “aku cuman lagi serius aja ngerjain pr kamu, bukan maksudnya cuek dan nggak seneng kamu seneng ketemu bidadarimu yang dari kayangan itu”, suara Pika memelas. Dani hanya diam dan mengangguk, pertanda dia masih ngambek. Nggak cuman sekali dua kali kejadian seperti ini dialami Pika. Pika pun meninggalakan Dani di kelasnya.
Beberapa hari kemudian, hari itu hari minggu sekolah libur. Berniat Dani membawa sepeda yang sudah tidak bocor lagi untuk jalan-jalan pagi. Melewati depan rumah Pika, namun tidak terlihat Pika yang biasa menyapu halaman rumahnya. Dani bersepeda melewati jalan yang sedikit terjal. Gubbrrraakkk.... Dani terjatuh dari sepedanya, lututnya berdarah dan kakinya sedikit lecet. Dari kejauhan datang cewe misterius yang tempo hari menolong Dani. Cewe itu kini kembali menolong Dani dan membersihkan luka Dani dengan tisunya. “kamu lagi, tiba-tiba kamu ada disini menolongku kembali. Siapa namamu ?”,tanya Dani kepada cewe itu. Cewe itu hanya menggelengkan kepalanya pertanda tidak mau menyebutkan namanya. “apakah aku boleh melihat wajahmu ?”,tanya Dani kembali. Cewe itu tetap menggelengkan kepalanya, lalu dia beranjak pergi meninggalkan Dani. “lhoohh, kok pergi sih. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih. Kalaupun kakiku tidak sakit seperti ini, sudah aku kejar dia”, sesal Dani.
Hari itu hari jadi SMAN 3 Jakarta yang ke-23. Sore nanti Dani perform dengan bandnya untuk mengisi acara tersebut. Dani meminta tolong kepada Pika untuk membuatkan aksen tengkorak di bagian belakang rompi jeansnya. “pik, ntar sore aku pakek rompi ini. Selesaikan dengan cepat ya jangan telat lo”, pinta Dani. “iya dan pasti aku selesaikan, ini mudah kok”. Jawab Pika. Acra pembukaan sudah dimulai, Pika belum juga datang menemui Dani dan menyerahkan rompinya. Dani takut Pika tidak datang, padahal sebentar lagi giliran dia perform. Dani mencoba mengSMS Pika dan terus menelfon Pika, tetapi tetap tidak ada balasan. “bagaimana sih Pika, nggak nepatin janji banget. Udah tau aku abis ini mau perform malah ilang tuh anak”, Dani marah-marah. Terpakasa Dani perform tanpa rompi itu. Setelah acara perform Dani selesai, dia mendapat kabar kalau Pika kecelakaan sewaktu perjalanan menuju sekolah, nyawanya tidak bisa tertolong lagi sewaktu perjalanan ke rumah sakit. Dan sekarang jenazah Pika dibawa ke kediamannya. Dani pun langsung menuju rumah Pika. Sesampainya disana, isak tangis keluarga Pika memecahkan suasana. Dani menangis melihat jenazah Pika. Ibu Pika menyerahkan kotak kepada Dani. Dani membuka pelan kotak berwarna biru tua itu, didalamya terdapat rompi milik Dani yang sudah tertempel aksen tengkorak pinta Dani tadi pagi. Melihat rompi itu semakin membuat Dani tidak bisa membendung air matanya. Didalam kotak itu masih terdapa sepucuk surat dan sebuah foto. di foto itu ada cewe misterius yang selalu menolong Dani tempo hari, di foto itu dia memakai cadar merah jambu sama seperti sewaktu Dani bertemu dengannya. Dani menanyakan siapa cewe bercadar itu. “cewe ini sipa bu ?”, tanya Dani. “itu Pika”. Dani kaget dan tidak percaya, lalu dia membaca sepucuk surat itu. Di dalamnya berisi perasaan sebenarnya Pika terhadap Dani kalau dia sangat menyayangi dan mencintai Dani dengan tulus dan bahwa selama ini cewe bercadar merah jambu itu adalah dia. Dani menangis dan percaya bahwa itu benar-benar Pika. Namun kini Pika sudah tiada, meninggalkan Dani sendiri. “aku menyesal marah sama kamu pik, aku menyesal pernah kasar kepadamu. Aku sadar selama ini kamu lah yang selalu ada buat aku, nemenin aku dan segalanya. Dan bidadari itu ternyat kamu. Benar-benar bidadari yang diturunkan dari kayangan oleh tuhan untukku. Aku sadar selama ini bidadari itu selalu ada dan menemaniku selalu dalam keseharianku. Maafkan aku Pika, maafkan semua salah dan ketidaksadaranku”.

0 komentar:

Posting Komentar